Sabtu, 23 Mei 2015

Keberislaman tidak sekedar semangat



Keberislaman tidak sekedar semangat
Oleh : Prof.Dr.KH. Muh. Ghalib, MA
Salah satu hal yang terpenting di dalam memahami Al-Qur’an adalah dengan mengetahui kaidah-kaidah Al-Qur’an di antaranya adalah memahami Al-Qur’an dengan riwayat Rasulullah saw. Nabi memiliki kewenangan menafsirkan Al-Qur’an(kebenaran mutlak). Sehingga sebagai wujud  daripada kecintaan Nabi saw dengan mengikuti segala apa yang telah dijelaskan oleh di dalam firmannya, “Katakanlah : (Muhammad) jika kamu mencinta Allah maka ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(QS. 3:31).
Kemudian di Al-Furqan ayat 52, Allah swt berfirman “Maka, janganlah engkau taati orang-orang kafir dan berjuanglah terhadap mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) perjuangan yang besar.” Jadi, jihad besar dan penuh dengan perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw itu ketika berada di Makkah sebab yang dihadapinya adalah orang-orang kafir Quraisy terutama menyangkut masalah aqidah dan dan akhlaq. Kemudian jihad itu jangan sekali diidentikkan dengan perang tetapi perang itu bagian terkeci dari jihad.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini keberislaman itu tidak sekedar semangat tetapi bagaimana kita bisa mengamalkan Al-Qur’an. (Diambil dari hasil pengajian Tafsir Al-Qur'an, Sabtu, 23 Mei 2015, pukul 18.30-selesai)


Wallahu A'lam

Editor : Sandi

0 komentar:

Posting Komentar