Keberislaman tidak sekedar semangat
Oleh : Prof.Dr.KH. Muh. Ghalib, MA
Salah
satu hal yang terpenting di dalam memahami Al-Qur’an adalah dengan mengetahui
kaidah-kaidah Al-Qur’an di antaranya adalah memahami Al-Qur’an dengan riwayat
Rasulullah saw. Nabi memiliki kewenangan menafsirkan Al-Qur’an(kebenaran
mutlak). Sehingga sebagai wujud daripada
kecintaan Nabi saw dengan mengikuti segala apa yang telah dijelaskan oleh di
dalam firmannya, “Katakanlah : (Muhammad)
jika kamu mencinta Allah maka ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(QS. 3:31).
Kemudian
di Al-Furqan ayat 52, Allah swt berfirman “Maka,
janganlah engkau taati orang-orang kafir dan berjuanglah terhadap mereka
dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) perjuangan yang besar.” Jadi, jihad
besar dan penuh dengan perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw itu ketika
berada di Makkah sebab yang dihadapinya adalah orang-orang kafir Quraisy
terutama menyangkut masalah aqidah dan dan akhlaq. Kemudian jihad itu jangan
sekali diidentikkan dengan perang tetapi perang itu bagian terkeci dari jihad.
Dalam
menjalani kehidupan di dunia ini keberislaman itu tidak sekedar semangat tetapi
bagaimana kita bisa mengamalkan Al-Qur’an. (Diambil dari hasil pengajian Tafsir Al-Qur'an, Sabtu, 23 Mei 2015, pukul 18.30-selesai)
Editor : Sandi
0 komentar:
Posting Komentar