Ir. Abd. Rahim Nanda dalam memberikan sambutan di Masjid At-Tajdid Rusunawa C |
Kajian
Islam Kontemporer akhir tahun 2015 yang
digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiwa Pendidikan Ulama Tarjih Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan mengangkat
tema “Peran Mahasiswa dalam Mencerahkan Keadaban Bangsa” , Rabu (30/12) di Talasalapang
Rusunawa C (Masjid At-Tajid) yang akan beralangsung selama dua hari, hari ini
dan besok.
Muh.
Amin selaku panitia sangat berterima kasih kepada seluruh elemen kepanitian
dalam mensukseskan kajian Islam kontemporer, “Saya selaku ketua panitia
berterima kasih kepada semua elemen panitia yang turut dalam menyukseskan
kajian ini”. Ia juga menambahkan kepada bahwa acara ini bisa terlaksana akibat
kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas semua panitia yang terlibat.
Kemudian Ketua BEM PUT Unismuh Makassar mengatakan bahwa kita sebagai Mahasiswa
memepunyai tugas yang berat dalam melakukan peradaban bangsa untuk kegiatan
ini. Direktur Pendidikan Ulama Tarjih Unuversitas Muhammadiyah Makassar
mengatakan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini sangat penting disamping juga
mempernyata eksistensi Pendidikan Ulama Tarjih dan disamping itu juga peserta
akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan kajian Islam Kontemporer.
Kontemporer yang ada sekarang lebih rumit lagi
KH.
Jayatun menambahkan bahwa dalam Islam ada yang namanya tekstual dan konseptual,
temporer dan kontemporer. Tekstual itu sumber agama Islam, kontekstual itu
untuk dikembangkan. Kita sebagai umat muslim harus bisa memahami Islam. Sebagai
salah satu contoh adalah bahwa Nabi Ibrahim itu buksn kalangan dari umat Yahudi
dan Nashrani tetapi Nabi Ibrahim adalah seorang yang hanif dan bukan orang yang
musyrik. Ibrahim memenuhi tugas mendidik dikalangan anak muda. Contoh kasus
lagi pada riwayat Abu Hurairah yaitu Abu Hurairah melayani wahyu turun selama
tiga tahun dan lebih banyak temporernya di Madinah ketika dalam menetapkan awal
bulan yang ditandai dengan hilal. Selama zaman rasulullah sya’ban tidak pernah
cukup 30 tetapi hanya 29 hari bisa diketahui apabila mendungan dan sudah dua Sembilan
maka sudah ada hilal. Tarjih menganggap hadits Ibnu Umar yang bisa dipegangi.
Itu makna konteporer sebab kontemporer itu harus mengikuti zaman.
Rasulullah
saw pernah bersabda, umat Islam akan tertarik kepada budaya Yahudi dan Nashrani
sampai masuk lubang biawak (kotor). Mengapa Rasulullah saw mengumpamakannya
dengan biawak? Sebab biawak atau komodo itu memangsa korbannya dengan tanpa ada
bekas, tidak ada darah sedikitpun dan biawak menelan habis tanpa bekas.
Wakil
Rektor 4 Universitas Muhammadiyah
Makassar, Ir. Abd. Rahim Nanda, MT juga dalam sambutannya menyampaikan
dihadapan peserta Kajian Islam Kontemporer akhir tahun 2015 di Masjid At-Tajdid
Rusunawa C bahwa mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih jangan sampai masuk dilubang
biawak yng penuh dengan kotoran dan menghilang sesuatu tanpa bekas. Beliau juga
menambahkan bahwa pak Kiyai Jayatun adalah ulama kontemporer. Kegiatan ini
baginya adalah siklus atau daur ulang pertemuan seperti yang diadakan tahun
lalu sebab beliau diamanahkan membawakan sambutan sekaligus membuka kegiatan
kajian Islam kontemporer. Ia juga berpesan kepada peserta yang hadir sebagai
yang beliau kutip dari kata bijak KH. Djamaluddin Amien untuk tidak mengajari
kata-kata bangga tetapi lebih banyak mengucapkan kata syukur kepada Allah swt. Muhammadiyah semangat mengkaji. Sebab jangan
sampai seperti pesan dari KH. Ahmad Dahlan yang mengatakan bahwa tidak usah
mematikan Muhammadiyah tapi akan mati sendiri dengan tidak adanya pengajian.
Ini mengisyaratkan bahwa Muhammadiyah bisa eksis hingga saat ini karena
pengajiannya.
Pak
Rahim Nanda sebelum mengakhiri sambutannya membuka secara resmi disaksikan oleh
direktur dan sekretaris Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah
Makassar. Ia juga berpesan bahwa kebiasaan-kebiasaan hedonism perlu dikurangi
sebab itu adalah sesuatu yang mubassir dan mubassir itu mengambil sesuatu yang
tidak dibutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar