Kamis, 11 September 2014

PENGKADERAN DAN KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH DALAM TANTANGAN MASA DEPAN

PENGKADERAN DAN KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH DALAM TANTANGAN MASA DEPAN

(Oleh : Suryani, SH)

Tantangan Masa Depan. Masa depan adalah relatif, tergantung pada kepentingannya. Dalam tulisan ini, sesuai dengan tema Milad Muhammadiyah ke 84, maka pengertian masa depan diartikan "rnassa depan suatu generasi," yaitu massa dalam kisaran lima sampai duapuluh tahun mendatang. Logika kisaran ini adalah waktu yang cukup untuk keperluan Muhammamdiyah menumbuhkan dan mematangkan kader atau generasi.
Masa depan suatu generasi dalam perspektifkepimimpinan dan pengkaderan adalah membawa muatan untuk meriset, clan hasilnya dapat di gunakan sebagai pedoman guna pengambilan keputusan ataupun kebijaksanaan yang di rencanakan atau diprogramkan dapat mempengaruhi masa depan generasi berikutnya.Kepemimpinan sekarang mau tidak mau harus meriset rnasa depan dengan cermat dan teliti, hal ini mengandung maksud agar kepimimpinan sekarang ini tidak rnengambil keputusan atau kebijaksanaan yang sekedar mengikuti kecenderungan-kecenderungan belaka, tetapi benar-benar keputusan danperencanaannya didasarkan dari hasil riset yang validitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Muhammadiyah Daerah Kotamadia Pekalongan yang keberadaan secara yuridisnya baru pada tahun 1970an, adalah suatu yang dapat dimengerti apabila keberadaan Muharnmaiyah Kodia Pekalongan mengalami kendala di dalam mobilisasi organisasi, kendala-kendala itu dapat dikategorikan menjadi 2 kendala  yaitu ,
Kendala konsepsioanal yaitu belum adanya konsepsi strategis tentang arah dan sasaran organisasi yang digunakan sebagai rujukan utama dalam pengembangan organisasi baik yang menyangkut peta potensi konkrit (sumber daya alam, manusia) maupun pola dasar program jangka panjang.
Kendala profesioanalitas, yaitu belum dapat terlaksananya proses organisasi, administrasi dan ke pemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme, dan menejemin modern. Sebagai bukti belum tersedianya tenaga "Full Timer" dijajaran organisasi, dan secara umum para pimpinan daerah lebih banyak menghabiskan waktunya di luar organisasi.
Menyadari akan kenyataan tersebut diatas, maka masalah pengaderan dan kepimimpinan di muhammadiyah kodia Pekalongan akan selalu menjadi tantangan yang serius, dan perlu memperoleh solusi-solusi pemecahannya.
Tantangan yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi atau keadaan yang nyata ataupun akan ada kemudian (pridiksi) bakal mempengaruhi akibat oleh karena itu memerlukan konsekwensi bagi kepemimpinan kini dan mendatang.
Terkait dengan masalah pengkaderan dan kepimimpinan muhammadiyah, adalah terletak, pada tersedianya sumber daya yang dimiliki Muhammadiyah pada umumnya dan sumber daya manusianya pada khususnya. Untuk itu yang paling strategis bagi Muhammadiyah sekarang adalah' memahami potenslnya dan memahami bagaimana profit kepemimpinan masa depan yang diharapkan ?
Menyadari akan pentingnya kader dalam organisasi Muhammadiyah, masalah pengkaderan ini harus diletakkan sebagai program utama atau program prioritas disamping program lainnya. Mengapa pengkaderan menjadi titik sentral? hal in! didasarkan pada jati diri Muhammadiyah sebagai organisasi Dakwah. Kaderisasi Muhammadiyah harus dilaksanakan atas dasar dwi dimensi arah pengkaderan, yaitu kader umat Islam dan kader Muhammadiyah sendiri serta kader bangsa Indonesia.
Sebagai. organigasi Dakwah sekaligus organisasi tajdid hal ini menuntut kemampuan untuk memadukan wawasan keislaman dan wawasan kenasionalan. Kedua wawasan itu merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar bila muhammadiyah ingin tetap menjadi gerakan (movement) dakwah yang dinamis dalam segala ha!. Kedinamisan organisasi muhammadiyah ini terkait dengan masalah proses secara keseluruhan baik proses menejemen dan proses kepemimpinannya.
Namun, perlu disadarri bahwa proses pergantian kepemimpinan yang selama ini berlangsung adalah proses Kwntitatif Konvensional, belum merupakan proses yang bersifat kwalitatif konvensional, hal ini sangat dipengaruhi adanya peng kaderan yang tidak terencana. Profil Kepemimpinan masa depan dan Strategi Pengkaderan
Tantangan yagg nyata pada masa kini dan mendatang adalah konsekwensi dari arus informasi yang demikian pesat. Pesatnya arus informasi ini membawa proses modernisasi dalam lapangan politik. sosial, ekonomi dan budaya.
Transformasi budaya yang berlangsung secara cepat dan terus menerus ini tidak bisa dibendung atau dihentikan, dan membawa pengaruh yang demikian kuat yang bila hal ini tidak memperoleh perhatian yang serius dari organisasi keagamaan seperti Muhaammadiyah maka budaya asing yang secara diametral bertentangan nilai-nilai keislaman maka masyarakat akan terpola pada hedonisme, materialisme dan liberalisme.
Sejalan dengan bahasan itu maka kepemimpinan dan pengkaderan Muhammadiyah sangat urgent untuk  diketengahkan, baik yang menyangkut profit kepemimpinan maupun pola pengkaderan. Semua itu dimaksud untuk menyikapi kondisi dan situasi masa depan yang akn dialaminya.
Adapun profit yang diharapkan bisa menyikapi situasi yang tersebut diatas adalah pemimpin yang mempunyai kemampuan :
1. Mempunyai wawasan keislaman yang mendalam
2. Mempunyai wawasan kebangsaan
3. Mampu memahami dirinya sendiri, srateginya :
     a. Harus percaya akan apa yang dikatakan
     b. Hanya mengatakan apa yang betul-betul dipercayainya
4. Mempunyai kemampuan berima jina si
5. Mampu melahirkan nilai-nilai baru
Untuk mengkondisikan pemimpin yang demikian terse but diperlukan strategi pengkaderan, strategi itu menyangkut wadah atau bentuk pengkaderan, rnisal ; pelatihan, kursus atau penataran dan sebagainya dan yang tidak kalah pentingnya adalah masalah yang menyangkut kurikulum pengkaderan, misalnya, materi dasar : keislaman dan kemuhammadiyahan. materi pokok : kebangsaan, Tarech Islam Indonesia.materi pendukung : komunikasi, psikologi, kepemimpinan, keorganisasian, problem solving, metodologi penelitian sosial,materi lokal, dll. materi tambahan : simulasi
Demikian sumbangan pemikiran yang dapat disampaikan dalam rangka milad Muhammadiyah ke 85, smoga bermanfaat. Sebagai penutupa untuk sekedar renungan:
1. berbahagialah pemimpin yang tahu kemana akan pergi,mengapa mesti pergi dan mengenal untuk pergi.
2. berbahaqialah pemimpin yang bekerja demi kepentingan orang banyak dan ambisi pribadi.
3. berbahagialah pemimpin yang kepalanya bertengger tinggi di atas awan, namun kedua kakinya tetap berpijak pada tanah.
4. berbahagialah pemimpin yang sernentara memimpin juga membina kader pemimpin.
(Penulis adalah dosen Fakultas Hukum Universitas Pekalongan - PDM 1994 / 1415 H).

Sumber : http://pekalongan-kota.muhammadiyah.or.id

0 komentar:

Posting Komentar